Senin, 20 April 2009

Tak-kan melayuku hilang di akhir dunieee......

Janji Budak Melayu

Inpirasi : dari kesedihanku melihat melayuku yang lupe akan budaye...

Melayu adalah darah ku

Tak kan berundur untuk kubele

Tanah ku adalah abdiku

Bumiku adalah junjungan yang maha mulye melayu

Adat adalah nadi kehidepanku

Budi pekerti kan ku junjung tinggi untuk diriku

Siapa sang mulye membele negeri

Adalah aku sang budak melayu perkase

Sejak dahulu melayu termasyur di negeri bertuah

Kan kujulang bakti untuk menegak marwah melayu

Tak kan mundur selangkah untuk ku bele negeri ku

Hanya segantang lade tapak budaye melayu ku

Jiwe dan rage ku MELAYU kan tetap kokoh Merdeke sampai akhir dunie ku

Senin, 13 April 2009

rame-rame kehidupan

"Nada adalah ketenangan hatiku"
"sair adalah gambaran hidupku"

Sabtu, 11 April 2009

Analisa dan Tanggapan Prilaku Birokrasi di Indonesia



Birokrasi indonesia lebih mengarah pada Pancasi sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi maka dari pada itu setiap tingkah laku para birokrat harus lah mengarah pada norma-norma yang telah berlaku didalam sila-sila yang terkandung didalam pancasila. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwasanya masih banyak kaum Birokrat di indonesia baik itu di swasta maupun di Pemerintahan prilakunya tidak mengarah pada kaedah pancasila yang telah berlaku. Tingkah laku ini mengarah pada tingkah laku yang bersifat yang negatif antara lain seperti :

Pada Sila pertama yaitu Ketuhanan yang maha esa. Sememangnya tingkah laku para kaum Birokrat haruslah berlandaskan Ketuhanan agar setiap tingkah laku yang dilakukan dalam menyelesaikan tidak terjadi salah kaprah. Tetapi secara empirik dilapangan bahwasanya para kaum Birokrat masih banyak yang tidak melaksanakan hal ini sebagai sebuah pegangan dalam mewujutkan sebuah norma didalam jati diri setiap Birokrat. Ini dapat kita lihat masih banyaknya Pungutun Liar, Koropsi dan lain sebagainya didalam di tubuh birokrasi pemerintahan Indonesia. Sehingga yang menjadi imbasnya adalah masyarakat disebalik itu juga pelayanan yang diberikan oleh kaum birokrat tidak dapat dipertanggung jawabkan secara Moral.

Pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradap. Pada sila inilah baru dapat kita melihat apakah prilaku birokrasi sesuai yang diinginkan pada sila ini. Tetapi ternyata secara emprik bahwa masih banyak lagi para birokrat yang tidak berlaku adil terhadap lingkungannya. Menurut pancasila yang katanya memiliki persamaan hak, persamaan kewajiban dan persamaan drajat masih dipandang sebelah mata bagi para aparatus. Dapat kita lihat banyak sekali pelanggaran yang dilakukan para kaum birokrat dalam menentukan hak dan kewajiban dapat diambil contoh bagi kaum birokrat yang benar-benar bekerja pulang dan datang kantor tepat waktu, gajinya sama dengan Kaum birokrat yang kerjanya di duduk dikedai kopi atau birokrat yang tidak pernah masuk kantor sama sekali. Disini dapat kita lihat apakah sistim pemerintahan birokrasi kita sudah adil dalam memberikan hak dan kewajiban bagi para birokrat.

Pada sila persatuan Indonesia, sememangnya sebuah organisasi dapat diartikan sebagai tempat orang berkumpul bekerja sama demi tercapainya keinginan dan tujuan bersama. Dengan berorganisasilah maka orang dapat bersatu bekerja sama demi tercapainya persatuan dan keutuhan bangsa.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam sila ini pelaksanaan yang sebenarnya sudah dijlankan oleh segenap kaum birokrat yang ada di indonesia. Setiap keputusan yang akan diambil selau di Musyawarahkan demi terwujutnya proses Demokrasi diwadah Birokrasi indonesia. Di musyawarah inilah para kaum birokrasi berhak mengemukan pendapatnya atau usulannya sehingga mendapatkan sebuah hasil dan hasil tersebut tersebut merupakan sebuah kata kesepakatan dan harus dapat dijalankankan dan ditaati bersama-sama.

Sila yang terakhir merupakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dari sila ini seharusnya para kaum birokrasi indonesia harus mengembangkan perbuatan yang luhur. Berlaku adil pada sesama sehingga tidak ada kesenjangan antara masyarakat umum dan kaum birokrat. Secara empirik prilaku birokrasi banyak didak sesuai denganhal ini. Dapat diambil contoh bahwa para kaum birokrasi yang ada dilingkungan selalu merasa tinggi hati maksutnya membedakan antara mereka dan masyarakat umum disini saja sudah menjadi sebuah kesenjangan sosial sehingga masyarakat seolah olah masyarakatlah yang melayani kaum birokrat ini bukan sebaliknya yang fungsi dan tanggung jawab kaum birokrasi pemerintahan kita sebagai pelayan dari masyarakat. Msih banyak lagi kasus yang mencemarkan birokrasi pemerintahan indonesia yang disebabkan oleh oknum oknum birokrasi yang tidak bertanggung jawab seperti masih banyaknya penarikan liar yang berkedokkan biaya administrasi. Secara bahasa korornya hal yang dilakukan pra kaum birokrat ini sudah mencarminkan sebuah perampokan, pamalakan atau mengompas apapun bahasanya itu mencerminkan akhlak dan norma yang tidak sesuai dengan pancasila dan ini dapat dijadikan sebuah kasus kriminal.

Kesimpulan

Untuk mewujutkan Birokrasi pemerintahan yang ideal di Indonesia maka perlulah prilaku-prilaku birokrasi mengarah atau berpatokan pada Pancasila sebagai dasar dari negara indonesia. Dan dari pada itu juga sebuah ketegasan dari pimpinan yang ada sistim birokrasi harus membuat peraturan dan menjalanmkannya secara kosekwensi bersama sama demi terwujutnya birokrasi pemerintahan yang ideal.

Apabila hal ini dapat dilaksanakan koleh oknum oknum yang ingin merubah birokrasi negara ini maka percayalah tidak ada hal yang tidak mungkin atas dasar niat, keiklasan hati dan bekersama antara oknum yang di dalam sistim birokrasi yang bersifat hirarki. Sehingga birokreasi ideal terwujut dan yang merasakan kenyamanannya adalah seluruh masyarakat indonesia.

Sabtu, 04 April 2009

CERPEN : BuJang Budak Melayu


Budak Melayu masuk ke (Warnet) alias Warung Internet dan die menyape penjage warnet ……

Bujang : ”Bang Miun ade kamar kosong tak ...

(Sang penjaga Warnet menjawab ......)

Bang Miun : ”Ade jang tu di tepi sudut belakang.....

(Si Bujang pun pergilah ke sudut belakang.....)

Dan langsung aje die masuk kedalam kamar yang ade di sane

Dan setelah die keluar dari kamar tersebut tiba-tiba......

Bujang : ”Memang hebat abang ye....”

Bang Miun : ”Ape yang hebat jang....”

Bujang : ”Ye-lah....dengan modal kecil abang bise beli Motor Car baru....”

Bang Miun : ”Ape maksud awak tu jang....”

Bujang : ”Ye-lah bang miun dengan modal air sumur yang ade di belakang tu abang bise dapat uang bayak...”

(Bang Miun-pun sakit kepale dengan gelagat si-bujang....)

Bang Miun : ”Engkau-ni dah temasuk jembalang mane... jang”,”tadi engkau jalan kesini lalu jalan mane....?”.

Bujang : ”E..e...abang-ni”,”Kesitu pule lari-nya”.

Bang Miun : ”Ye...lah jang”, ”aku tak tau ape yang engkau te-kate-kate pade aku....”

Bujang : ”Tu...lah jawabnye bang”,”kenepe saye tak dak main terlalu sereng ketempat abang- ni”. “Abang tu selalu aje merendah diri....”.

Bang Miun :”E...e...e....engkau-ni”,”dah...naik tebiat lah mungkin engkau tu jang- jang...”.

Bang Miun : ”dah..lah tu jang”,”awak nak kemane lagi habis-ni....”.

Ujang : ”Rencane saye nak ke tempat mak engah...lagi-ni Bang Miun...”.

Bang Miun : ”Ye....lah”,”pergi-lah engkau sane... jang”

Tibe-tibe si-Ujang memasukan jari-jarinye ke saku celane-nye....setelah dapat yeng die cari die langsung.......

Bujang : ”ini bang Miun uang-nye”.....

Bang Miun-pun terheran-heran melihat si-Ujang mengeluarkan uang Rp.5000....

Bujang : ”Nih...bang Rp.5000 kembalikan saye Rp.2000-ye...”.

Bang Miun : ”Uang ape-ni jang....?”.

Ujang : ”Uang bayaran saye-lah bang....”.

Bang Miun : ”Bayaran ape jang.....?”.

Ujang ; ”ye lah, bayaran tadi tu........saye-kan dah pakai jamban abang”.”tak- kan- lah...... orang usahe saye nak minte Free.....terooos....

Bang Miun : ”ye-lah jang.....sekarang-ni abang engkau lagi usahe...”.”tapi awakan ak masuk ke kamar tadi...”.

Ujang ; ”E...e...jangan-jangan abang tu yang dah naik tebiat....”,”tadi saye-kan tanye same abang dimane kamar kosong....abang jawab di belakang”.

”Ye-lah saye tadi kesane buang hajat”….. bearti saye harus bayar-lah bang”.

Bang Miun :”E…e….engkau-ni”,”dah sering engkau main kesini masih tak tau ape orang-orang tu buat kat sini....”.

Ujang :”make die saye tanye same abang tadi”, ”kamar kosong dimane.... karne saya nak tau ape kerje orang-orang yang selalu datang kat sini”.”tapi sekarang setelah ujang tau abang malah meradang pule.... ame ujang”.”sebenarnye ujang bingunglah bang !”, same abang ???.....”

Bang miun : ”Tu-lah…..dulu engkau disuruh sekolah mak engkau tinggi-tinggi di Jawe engkau bilang betoool-betoool engkau sekolah….”. yang ade engkau sekolah atas pokok….”.sampai-sampai engkau tak tau abang engkau-ni buke WARNET.....”. ”Eeeeeeeeeee tak tau lagi-lah ape yang aku nak kate same engkauni jang-jang...”.